Minggu, 20 Februari 2011

Kebudayaan karapan sapi dari madura



Karapan sapi merupakan acara yang prestisius bagi masyarakat Madura, pemilik sapi karapan akan merasa status sosialnya terangkat apabila sapinya bisa menjadi juara. Hewan memamah biak ini juga dijadikan alat investasi selain emas dan uang. Tak mengherankan, bila para pemilik sapi karapan akan mengerahkan segala daya upayanya untuk membuat sapi-sapinya menjadi pemenang dalam setiap musim karapan. Sekadar diketahui, sapi karapan umumnya dari Pulau Sapudi. Sejak dulu, pulau kecil yang terletak di ujung Timur Pulau Madura itu memang gudangnya sapi bibit unggul.

Siapa yang tidak kenal dengan kerapan sapi. yang jelas masih banyak yang belum tahu seperti apa yang dinamakan kerapan sapi. suatu budaya khas madura dengan mengadu kecepatan lari sepasang sapi. perlombaan ini hanya di dapat di Pulau madura. perlombaan mulai tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten hingga pada puncaknya kerapan sapi akbar atau yang dikenal dengan GUBENG. konon kabarnya sapi-sapi yang dijadikan sapi kerapan adalah sapi-sapi pilihan dan harganya cukup mahal. bahkan ada yang harga ratusan juta untuk seekor sapi kerapan. katanya juga sih kandang sapi kerapan juga tidak seperti kandang sapi biasa, bahkan terkadang menurut cerita kandang sapi kerapan lebih bagus dari rumah tempat tinggal pemiliknya.

Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Benar-benar meriah, apalagi alunan musik seronen menonjolkan perpaduan bunyi gendang, terompet, dan gong yang disertai tarian para pemainnya. Para pemusik seronen ini memang sengaja disewa oleh para pemilik sapi. Terutama untuk menyemangati anggota kontingen beserta sapi-sapinya sebelum karapan dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar